Di era otomatisasi industri dan sistem energi terbarukan yang berkembang pesat, sensor arus LEM CTSR0.6-TP/SP2 muncul sebagai komponen kritis yang banyak digunakan di berbagai proyek teknologi Indonesia. Dengan akurasi pengukuran ±0.6% dan respons cepat 3μs, sensor ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan presisi tinggi seperti sistem solar panel skala besar di Nusa Tenggara Timur. Contoh nyata terlihat di PLTS hybrid Kupang yang menggunakan 120 unit CTSR0.6-TP/SP2 untuk memantau arus DC pada inverter. Teknologi closed-loop-nya memastikan stabilitas pengukuran meski dalam suhu ekstrim 40°C khas daerah tropis. Bagi pabrik otomotif di Karawang, sensor ini menjadi andalan untuk sistem kontrol motor listrik pada conveyor produksi. Keunggulan tahan getarannya (hingga 20g) terbukti mengurangi downtime maintenance sebesar 30%. Fitur dual-range (0-600A dan 0-75mV) memungkinkan adaptasi fleksibel baik untuk sistem tegangan rendah seperti charging station EV maupun aplikasi high-power seperti trafo distribusi. Dengan sertifikasi IP65, sensor ini juga menjadi pilihan utama kontraktor untuk proyek pembangkit listrik tenaga ombak di Selat Lombok yang rentan terhadap kondisi basah dan berdebu.