Di era otomatisasi pabrik 4.0, sensor arus LEM LA200-P/SP4 menjadi komponen kritis yang banyak dicari teknisi di Jawa Timur hingga Sumatera Selatan. Produk asal Swiss ini menawarkan akurasi 0.5% untuk pengukuran arus AC/DC 200A, cocok untuk sistem kontrol motor di pabrik kertas Riau yang butuh presisi tinggi.
Contoh nyata terlihat di PLTS 10MW di Nusa Tenggara Barat. Teknisi menggunakan LA200-P/SP4 dalam sistem proteksi inverter, berhasil mengurangi downtime 30% karena mampu deteksi arus lebih cepat 2ms. "Sensornya tetap stabil meskipun suhu di area panel mencapai 55°C," ujar Pak Andi, maintenance manager proyek tersebut.
Untuk pabrik pengolahan kelapa sawit di Kalimantan, modul ini diintegrasikan dengan PLC Siemens S7-1200 untuk monitoring conveyor belt. Fitur galvanic isolation-nya mencegah gangguan elektromagnetik dari motor induksi besar. Hasilnya? Efisiensi energi meningkat 15% berkat data konsumsi listrik yang lebih akurat.
Keunggulan lain terletak pada desain kompaknya yang hanya 45mm. Ini memudahkan instalasi di panel kontrol sempit seperti di stasiun pengisian kendaraan listrik di Jakarta. Dengan proteksi IP54, sensor ini tahan terhadap debu serbuk kayu di pabrik mebel Jepara maupun kelembaban tinggi di area pelabuhan.
Bagi yang khawatir kompatibilitas, LA200-P/SP4 sudah teruji bekerja baik dengan energy meter Schneider PM5000 dan sistem SCADA lokal. Harga kompetitif dengan garansi 3 tahun membuatnya jadi pilihan utama kontraktor MEP di Indonesia.