Sensor arus LEM HAS500-S semakin populer di kalangan engineer Indonesia berkat akurasi dan keandalannya. Produk asal Swiss ini dirancang khusus untuk memantau arus DC hingga 500A dengan presisi 0.5%, cocok untuk sistem energi terbarukan dan otomasi pabrik. Di PLTS Jawa Barat, sensor ini digunakan untuk memonitor performa inverter surya secara real-time. Teknisi PT Energi Hijau mengaku sistem deteksi dini berbasis HAS500-S berhasil mengurangi downtime hingga 40% karena mampu mendeteksi fluktuasi arus sebelum menyebabkan kerusakan. Untuk pabrik otomotif di Karawang, modul ini terintegrasi dengan PLC Siemens untuk mengoptimalkan konsumsi energi mesin produksi. Yang menarik, sensor ini tahan terhadap getaran dan suhu -40°C sampai 85°C, membuatnya ideal untuk aplikasi di area tambang Kalimantan. Dengan sertifikasi IP67 dan desain compact, instalasi di panel kontrol menjadi lebih fleksibel. Bagi yang khawatir dengan kompatibilitas, HAS500-S mendukung antarmuka analog dan digital sekaligus. Harga Rp 2,8 jutaan per unit ini termasuk kompetitif mengingat garansi 5 tahun dan ketersediaan suku cadang di Jakarta dan Surabaya.