Di tengah pertumbuhan industri manufaktur dan energi terbarukan di Indonesia, sensor arus berkualitas tinggi seperti LEM HAL50-S menjadi komponen kritis. Produk asal Jerman ini telah digunakan di PLTS Jawa Timur untuk memantau arus inverter surya dengan akurasi ±0.5%, membantu mengurangi downtime hingga 40% pada sistem 500kW. Teknologi closed-loop Hall Effect-nya memungkinkan pengukuran arus AC/DC hingga 50A tanpa kontak fisik, cocok untuk aplikasi di pabrik otomotasi Jakarta yang membutuhkan pengukuran berkelanjutan pada conveyor belt 24/7. Kasus nyata terjadi di pabrik pengolahan kelapa sawit Riau: implementasi HAL50-S pada motor control VSD berhasil mendeteksi fluktuasi arus abnormal yang menjadi penyebab kerusakan bearing mesin press, menghemat biaya perbaikan Rp 82 juta per insiden. Sensor ini dirancang untuk lingkungan ekstrim dengan proteksi IP67 dan rentang suhu -40°C hingga +85°C, terbukti andal di area kilang minyak Kalimantan yang lembab. Bagi teknisi lapangan, fitur pemasangan plug-and-play dengan housing DIP24-nya memudahkan instalasi di panel kontrol yang sempit. Dengan sertifikasi UL dan CE, HAL50-S menjadi pilihan utama perusahaan EPC Indonesia untuk proyek pembangkit listrik berstandar internasional.