Di era industri 4.0, sistem monitoring listrik yang akurat menjadi kunci efisiensi pabrik. LEM HAS200-S muncul sebagai sensor arus andalan teknisi di berbagai pabrik otomotif dan manufaktur Indonesia. Sensor buatan Swiss ini mampu mengukur arus AC/DC hingga 200A dengan akurasi 0.5%, cocok untuk aplikasi kontrol motor dan sistem tenaga solar panel. Kasus nyata terlihat di pabrik tekstil Jawa Tengah yang berhasil mengurangi biaya listrik 18% setelah memasang HAS200-S pada conveyor system. Teknologi closed-loop-nya tetap stabil meski suhu ruang produksi mencapai 45°C. Yang membuatnya populer di kalangan engineer: 1) Desain kompak dengan sistem plug-and-play 2) Proteksi built-in terhadap surge voltage 3) Kompatibel dengan PLC merek Siemens dan Schneider. Untuk proyek renewable energy, sensor ini terbukti handal memonitor arus dari solar panel 100kW di Bali yang terpapar garam laut. Maintenance-nya pun praktis - cukup kalibrasi tahunan menggunakan multimeter standar. Bagi pabrik yang ingin upgrade sistem SCADA, HAS200-S menyediakan output analog dan digital sekaligus. Dengan sertifikasi IP54 dan harga 30% lebih murah daripada kompetitor Eropa, sensor ini layak jadi pertimbangan utama untuk program efisiensi energi 2024.